Gallery

“ Kisah si Noki Biru “

Selasa pagi 271107

Terjaga oleh suara alarm yang berasal dari hp-ku, ku lihat jam di dinding kamar menunjukan pukul empat….seperti biasanya ku bersiap diri untuk bergegas pergi ke tempat kerja.

Menyiapkan makananan untuk si kecil dan papanya, siapkan perlengkapan yang harus di bawa dan tidak lupa yang selalu setia menemani yaitu si Noki biru…..

Kumasukan noki ke dalam tas hitamku dan ku pergi bersihkan diri di kamar kecilku.

Pukul 5.05.....

ku berangkat menuju tempat kerja....hehehe maklum jarak rumah tinggal dan kantor lumayan jauh.....

Di tengah perjalanan, tiba-tiba ku butuh noki dan kuambil dia dari dalam tas hitamku itu taapiii....lho mana dia ?!@#$

Kucari dengan sabar tetap saja nihil hasilnya, kuingat dan kuingat lagi dan kupastikan jelas aku tidak lupa sudah menaruhnya di tasku...tapi kok tidak ada...?! ehmm ????

Pukul 16.30....

Sesampainya di rumah, belum lagi kuistirahatkan badanku langsung ku sisir tiap sudut rumah tapi si noki biru tidak kutemukan juga.

Kuhubungi suami di kantor dan ku tanya, ternyata noki pun tidak ada padanya....lalu kemana gerangan hehehe....jadi bingung..? Dengan membuang prasangka buruk pada mbak yang baru hampir 3 minggu bekerja di rumah, aku tanya dia tapi dia bilang “tidak tau bu...ibu taruhnya di mana ??“ sekali dua kali dan tiga kali jawabannya tetap sama....terus aku harus bagaimana lagi dong...?

Sudah ku iklaskan tapi aku penasaran karena jelas sekali ingatanku di mana terakhir ku letakkan dia.

Rabu sore menjelang malam 281107

O iya ku ingat ada bapak tua yang biasa di panggil pak haji dekat rumah katanya biasa membantu hal2 semacam ini, ku minta tolong bapak –orang tuaku- (yg memang rumahnya tidak jauh dari tempat ku tinggal) agar ku di antar kesana. Tapi setelah mendengar cerita lengkapku...bapak berkesimpulan tidak perlu ke sana.

Dengan inisiatifnya bapak pergi ke rumah yang dulu mengantar si mbak kerja, dari situ dapat informasi katanya yanti (nama si mbak) itu baru tadi sore membeli voucer perdana dari toko sebelah masjid.

Si penjaga toko memberikan nomor dan nama si pembeli yaitu “yanti” kepada bapak. Dan bapak memberikan nomor tersebut ke aku dan suami.

Pukul 20.10…..

Suamiku menghubungi nomor tersebut….di sana terdengar jelas logat dan suara si mbak.

Pukul 21.00….

Suamiku pulang…, dan menanyakan serius hal tersebut kepada mbak.

Pak PS : Yanti....yanti sudah tidur ?!

Yanti : Belum pak, ada apa pak ?

Pak PS : Saya mau bicara sebentar..,

Yanti : Iya pak …, ada apa ?

Pak PS : Saya mau Tanya kamu punya hp ?!

Yanti : nggak punya pak

Pak PS : Bener nggak punya !?

Yanti : Bener pak

Pak PS : kalau kamu terus terang saya malah nggak pa2 Yan…sekali lagi

saya tanya..bener kamu nggak punya hp !!?!

Yanti : nggak punya pak ...saya nggak bohong

Pak PS : Terus buat apa kamu beli voucer tadi sore ?!

Yanti : Voucer ?!@ nggak pak….tadi sore saya nggak kemana2

Pak PS : Nggak kemana2 gimana, tadi sore kamu dari mana ngajak

Wulan?

Yanti : O itu saya Cuma ngajak jalan2 ke lapangan belakang rumah

Pak PS : Bukan dari lapangan saya tau kamu dari toko dekat mesjid...beli

voucer, yang jual aja ngomong kamu beli kok….saya temukan

kamu dengan penjaga toko itu mau…?

Yanti : iya pak tapi jangan sekarang sudah malam

Pak PS : berarti kamu punya hp kan....?

Yanti : ( tetap bilang tidak punya)

Pak PS : Tadi saya telpon nomor kamu …. Yang angkat kamu dan saya

yakin itu logat dan suara kamu....namanya saya tanya juga

Yanti….

Yanti : (Tetap mengelak dan berkeras tidak mengakuinya padahal

jelas2 85 % sudah terbukti dia yang ambil noki, tinggal

menemukan saja barang buktinya)

Pak PS : Dengan kesabarannya memberi pengertian panjang lebar dan

membujuk Yanti agar mau mengakui kesalahannya dengan

jujur…

Dan akhirnya ….berhasil….dengan mata telinga sendiri aku

mendengar dia berkata…..”iya pak....saya yang ambil...“

Pak PS : Terus hpnya sekarang di mana ?

Yanti : Di teman

Pak PS : Kamu jual ?

Yanti : nggak pak…, saya titipkan

Pak PS : Dimana temannya...ayuk saya antar untuk ambil hpnya

Yanti : Di blok KD ….jangan sekarang sudah malam pak

Pak PS : nggak apa.., nanti saya bicara baik2 dengan yang punya

rumah...ayuk Yaan...(Yanti tetap tidak bergeming, sampai

akhirnya aku iseng2 untuk hubungi nomornya....daan terdengar

lirih sekali bunyi ring tone yang berasal dari dalam tas yang

berisi baju2nya yang belum sempat ditempatkan di lemari)

Pak PS : Itu bunyi apa..? coba dengar…..tuh kamu dengar dek’ ….?!

Adek : Iya mas....

Yanti : Bunyi apa..?, hpnya nggak ada di saya kok…(tetap saja masih

mengelak)

Pak PS : Coba buka tasnya Yan….

(dan benar saja…..semakin terdengar agak jelas ring tonenya)

Pak PS : Coba keluarkan hpnya Yan…(Pak PS meminta dengan penuh

sabar)

Yanti : Dengan bergetar….dia keluarkan noki biruku….

Pak PS : Yanti...Yantii....kenapa sih kamu melakukan hal ini Yan...coba deh

jawab kenapa...apa kamu butuh uang atau apa bilang terus

terang...saya pasti mengerti kok...coba jawab Yaann....

Yanti : Dengan tertunduk dia jawab saya Cuma pengen punya hp ....

Pak PS : Kalau saja kamu terbuka dan jujur pengen punya hp....mungkin

saja saya barangkali akan kasih hp ini mungkin...Yanti...Yaantiii

padahal saya dan istri selama ini tidak pernah memperlakukan

kamu beda..., kita makan ayam ...kamu makan ayam...kita makan

tempe...kamu juga makan tempe, masa kamu tega2nya berbuat

hal semacam ini. Ya sudah ini pengalaman kamu, jangan pernah

kamu ulangi lagi di tempat lain. Saya maafkan semua dan saya

tidak marah, hanya saja untuk selajutnya kamu tidak bisa kerja

di sini lagi....saya minta maaf yaa...

Yanti : tertunduk bisu....

(ehmm...ada2 saja....)

div>

1 komentar:

Ellyasa KH Darwis mengatakan...

pengalaman ini bisa menjadi pelajaran bagi semua. Lesson learn-nya adalah hati-hati tetapi pengalaman ini juga hendaknya, siapapun jangan membuat membuat prejudice. Tetapi memang perlu waspadalah..waspadalah....